Segala
sesuatu dimulai dari kisah yang indah 😘
Sebagai
seorang anak perempuan, hidup yang kujalani tidaklah mudah. Sejak kecil aku
seringkali dihadapkan dengan persoalan-persoalan rumit terkait dengan perbedaan
dan peran gender di masyarakat. Tidak seperti anak laki-laki, tentu saja aku
lebih sering diminta untuk memperhatikan perilakuku, penampilanku, bahkan tak
jarang juga aku mendengar kalimat seperti “anak perempuan tidak boleh begini
begitu”. Yah intinya sih, satu-satunya yang kupahami adalah “hidupku sangatlah
tergantung tentang bagaimana orang lain menilaiku”.
Titik
balik kehidupanku sebenarnya dimulai dari kebiasaanku bercengkrama dengan
diriku sendiri. Saat itu, aku berada dilevel terendah dalam hidup dan sedang
berusaha mencari jawaban atas pertanyaan seperti “kenapa aku hidup
dibumi, apa tujuan hidupku, dan apa yang sebenarnya aku sukai”. Selama beberapa
hari aku menghabiskan waktu untuk merenung dan mulai merasa terpukul karena
ternyata aku tidak mengenal diriku dengan baik. Aku begitu ingin terlihat
membanggakan, keren, dan pintar dihadapan orang lain sampai-sampai aku
melupakan diriku sendiri. Nah, sejak saat itu aku bertekad untuk memahami
diriku dengan lebih baik salah satunya dengan cara membaca lebih banyak buku.
Aku mulai sering menggali informasi mengenai kekurangan dan kelebihan yang aku
miliki kemudian mencari buku-buku self improvement yang
sekiranya cocok untuk masalah yang aku hadapi. Tidak mudah memang, tapi dari
sana otakku mulai mencerna kalau tanpa “belajar” manusia akan lebih sering
keliru tentang banyak hal.
Selain
itu,
Aku ingin
sedikit membagikan pesona buku yang siapa tau bisa meningkatkan minat kalian
untuk membaca.
1. Seperti yang disampaikan oleh Tsuneko Nakamura dalam bukunya yang berjudul “Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan”, penyakit mental biasanya disebabkan karena hibungan kita dengan sesama
manusia. Saat membaca buku, kita akan dituntun untuk memasuki sudut pandang
orang lain (penulis) dan belajar memahami alasan kenapa mereka bisa berpikir
demikian. Tentu saja kita tidak harus sependapat, tapi dengan begitu kita tidak
akan mudah menafsirkan sesuatu secara negatif.
2. Buku membuatku sadar kalau setiap
orang punya kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Aku
menyakini dengan sepenuh hati bahwa pada dasarnya semua orang itu baik hanya
saja karena kurangnya pemahaman dan tidak tahu langkah apa yang harus mereka
ambil, orang-orang cenderung menjadi tidak perduli dan mempertahankan kebiasaan
buruknya.
3. Buku mengajariku kalau manusia
memiliki pilihan untuk menentukan seperti apa dunia yang ingin mereka tempati.
Buku juga mengajariku kalau manusia dilahirkan untuk belajar bukan menjadi
sempurna. Dulu saat hidupku hanya tentang “orang lain”, aku mudah sekali merasa
malu setiap kali melakukan kesalahan juga mudah sekali merasa “depresi” setiap
kali orang lain memandangku sebagai sebuah kegagalan. Tapi lambat laun aku
mengajari diriku sendiri bahwa aku tidak perlu menjadi bil gates atau dipuja
semua orang sampai rasanya perutku dipenuhi kupu-kupu. Aku hanya perlu berbaik
hati dengan diriku sendiri dan berkompromi dengan keadaan.
Terakhir
aku ingin membagikan beberapa tips kepada kalian.
· Kemauan untuk membaca buku akan muncul ketika kalian
menaruh ketertarikan lebih pada suatu gendre tertentu. Maksudnya disini,
bacalah buku yang memang kalian inginkan. Memilih buku itu sebenarnya tidak ada
patokan mengenai mana yang lebih baik. Semuanya sama saja.
· Belajar konsisten. Disini aku menyarankan kalian untuk
menerapkan “aturan dua menit” yang dipopulerkan oleh James Clear. Seperti yang
kita ketahui, memulai adalah hal yang paling sulit didunia ini. Maka dari itu,
cobalah untuk membaca dimulai dengan meluangkan waktu selama dua menit setiap
harinya. (Ini lebih baik dibandingkan tidak sama sekali).
· Jangan berpikiran sempit dan posisikan dirimu sebagai
seorang pembelajar. Sekeren apapun penulis, tentu saja ada kalanya kita tidak
sependapat dengan pemahaman mereka. Itu tidak masalah. Bukanya sok pintar, kita
memang diharuskan berpikir kritis saat belajar. Ingat kata Moh Hatta “Membaca
tanpa berpikir seperti makan tanpa dicerna”.
· Membacalah karena kalian ingin maju bukan untuk
dipandang keren oleh orang lain. Ingat kata Shin Do Hyun & Yoon Na Ru dalam
bukunya yang berjudul the power of languange. “Tujuan dari pengembangan diri
bukanlah untuk menjadi orang yang baik. Tujuan pertama dari pengembangan diri
adalah memahami ‘aku’. Kita harus memahami diri kita sendiri dengan lebih dalam
baru bisa mencintai diri kita sendiri”. (halaman 19)
With love
Apakah ada rekomendasi buku untuk memahami "aku" bagi pembaca pemula?
BalasHapus