Langsung ke konten utama

Bagaimana awal mula seorang Ikhda Shifa mencintai buku?

 

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200423134129-284-496531/7-manfaat-membaca-buku-setiap-hari

 

Segala sesuatu dimulai dari kisah yang indah 😘

Sebagai seorang anak perempuan, hidup yang kujalani tidaklah mudah. Sejak kecil aku seringkali dihadapkan dengan persoalan-persoalan rumit terkait dengan perbedaan dan peran gender di masyarakat. Tidak seperti anak laki-laki, tentu saja aku lebih sering diminta untuk memperhatikan perilakuku, penampilanku, bahkan tak jarang juga aku mendengar kalimat seperti “anak perempuan tidak boleh begini begitu”. Yah intinya sih, satu-satunya yang kupahami adalah “hidupku sangatlah tergantung tentang bagaimana orang lain menilaiku”.

 

Titik balik kehidupanku sebenarnya dimulai dari kebiasaanku bercengkrama dengan diriku sendiri. Saat itu, aku berada dilevel terendah dalam hidup dan sedang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan seperti  “kenapa aku hidup dibumi, apa tujuan hidupku, dan apa yang sebenarnya aku sukai”. Selama beberapa hari aku menghabiskan waktu untuk merenung dan mulai merasa terpukul karena ternyata aku tidak mengenal diriku dengan baik. Aku begitu ingin terlihat membanggakan, keren, dan pintar dihadapan orang lain sampai-sampai aku melupakan diriku sendiri. Nah, sejak saat itu aku bertekad untuk memahami diriku dengan lebih baik salah satunya dengan cara membaca lebih banyak buku. Aku mulai sering menggali informasi mengenai kekurangan dan kelebihan yang aku miliki kemudian mencari buku-buku self improvement yang sekiranya cocok untuk masalah yang aku hadapi. Tidak mudah memang, tapi dari sana otakku mulai mencerna kalau tanpa “belajar” manusia akan lebih sering keliru tentang banyak hal.

 

Selain itu,

Aku ingin sedikit membagikan pesona buku yang siapa tau bisa meningkatkan minat kalian untuk membaca.

1. Seperti yang disampaikan oleh Tsuneko Nakamura dalam bukunya yang berjudulHidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan”, penyakit mental biasanya disebabkan karena hibungan kita dengan sesama manusia. Saat membaca buku, kita akan dituntun untuk memasuki sudut pandang orang lain (penulis) dan belajar memahami alasan kenapa mereka bisa berpikir demikian. Tentu saja kita tidak harus sependapat, tapi dengan begitu kita tidak akan mudah menafsirkan sesuatu secara negatif.

2.  Buku membuatku sadar kalau setiap orang punya kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Aku menyakini dengan sepenuh hati bahwa pada dasarnya semua orang itu baik hanya saja karena kurangnya pemahaman dan tidak tahu langkah apa yang harus mereka ambil, orang-orang cenderung menjadi tidak perduli dan mempertahankan kebiasaan buruknya.

3.  Buku mengajariku kalau manusia memiliki pilihan untuk menentukan seperti apa dunia yang ingin mereka tempati. Buku juga mengajariku kalau manusia dilahirkan untuk belajar bukan menjadi sempurna. Dulu saat hidupku hanya tentang “orang lain”, aku mudah sekali merasa malu setiap kali melakukan kesalahan juga mudah sekali merasa “depresi” setiap kali orang lain memandangku sebagai sebuah kegagalan. Tapi lambat laun aku mengajari diriku sendiri bahwa aku tidak perlu menjadi bil gates atau dipuja semua orang sampai rasanya perutku dipenuhi kupu-kupu. Aku hanya perlu berbaik hati dengan diriku sendiri dan berkompromi dengan keadaan.

 

Terakhir aku ingin membagikan beberapa tips kepada kalian.

·      Kemauan untuk membaca buku akan muncul ketika kalian menaruh ketertarikan lebih pada suatu gendre tertentu. Maksudnya disini, bacalah buku yang memang kalian inginkan. Memilih buku itu sebenarnya tidak ada patokan mengenai mana yang lebih baik. Semuanya sama saja.

·  Belajar konsisten. Disini aku menyarankan kalian untuk menerapkan “aturan dua menit” yang dipopulerkan oleh James Clear. Seperti yang kita ketahui, memulai adalah hal yang paling sulit didunia ini. Maka dari itu, cobalah untuk membaca dimulai dengan meluangkan waktu selama dua menit setiap harinya. (Ini lebih baik dibandingkan tidak sama sekali).

·     Jangan berpikiran sempit dan posisikan dirimu sebagai seorang pembelajar. Sekeren apapun penulis, tentu saja ada kalanya kita tidak sependapat dengan pemahaman mereka. Itu tidak masalah. Bukanya sok pintar, kita memang diharuskan berpikir kritis saat belajar. Ingat kata Moh Hatta “Membaca tanpa berpikir seperti makan tanpa dicerna”.

·    Membacalah karena kalian ingin maju bukan untuk dipandang keren oleh orang lain. Ingat kata Shin Do Hyun & Yoon Na Ru dalam bukunya yang berjudul the power of languange. “Tujuan dari pengembangan diri bukanlah untuk menjadi orang yang baik. Tujuan pertama dari pengembangan diri adalah memahami ‘aku’. Kita harus memahami diri kita sendiri dengan lebih dalam baru bisa mencintai diri kita sendiri”. (halaman 19)

 

With love

 


Halo semuanya kembali lagi bersama saya, "author nan cantik dan mempesona siapa lagi kalau bukan Ikhda Shifa". YEEAHH. Bagi para pembaca yang pertama kali berkunjung ke Blog ini, sekali lagi saya mengucapkan ‘SELAMAT DATANG”. Semoga semua ilmu yang saya bagikan dapat bermanfaat dan membuka sudut pandang kalian tentang kehidupan.

Komentar

  1. Apakah ada rekomendasi buku untuk memahami "aku" bagi pembaca pemula?

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis komentar yang sopan yah :D, jangan menghina lho..!!