Sebagai seorang pskiater dengan jam terbang selama kurang lebih 70 tahun, Tsuneko Nakamura berhasil mengemas bukunya dengan sangat apik dan mudah dipahami oleh orang awam. Di sini, penulis benar-benar menuntun dan mengajak para pembaca untuk lebih memami bahwa ada banyak sekali penyakit mental yang dipicu oleh kebiasaan kita memperumit masalah.
----------------------------------
Semakin berkembangnya suatu peradaban,
tentu saja akan selalu ada tuntutan didalam diri manusia untuk terus bergerak
dan melakukan banyak hal demi mengimbangi pencapaian orang lain agar tetap
relevan dan tidak tertinggal dibelakang. Namun ada kalanya tuntutan ini
menyebabkan mental kita merasa kewelahan hingga memicu stres berkepanjangan.
Menurut Tsuneko Nakamura, solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini
adalah dengan mengompromikan perasaan dengan kenyataan.
Contohnya saja masalah pekerjaan.
Sebagian besar orang merasa malas dan
enggan mengupgrade diri hanya karena merasa bahwa pekerjaan yang mereka tekuni
sekarang ini bukanlah pekerjaan yang diinginkan. Padahal dengan mencoba
menerima dengan lapang dada sebelum berpikir “ini bukan pekerjaan saya”, kita
akan lebih mudah bergerak maju. Selain itu, tidak masalah juga jika kita tidak
menyukai pekerjaan, untuk bisa terus melanjutkannya kita hanya perlu berpikir
bahwa “lebih baik dilakukan dibandingkan tidak sama sekali”. Lagi pula makna
hidup dan pengembangan diri bisa dipikirkan pelan pelan setelah diri kita cukup
makan dan memiliki kelonggaran.
Selain itu masalah pemikiran.
Jika dirundung masalah, otak kita
cenderung memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi dikemudian
hari. Kita bahkan terlalu banyak menghabiskan energi untuk membenci,
menyalahkan, bahkan mengubah orang lain seperti apa yang kita mau. Dibandingkan
itu semua, ada baiknya kita mulai mempertimbangkan untuk belajar mencari tahu
apa yang harus dilakukan agar menjalani hidup dengan menyenangkan.
Terakhir,
Sebagian besar penyakit mental yang kita
alami disebabkan karena hubungan antar manusia. Oleh karena itu, ada kalanya
kita emang harus menarik garis pembatas (jarak) antara hidup orang lain dengan
hidup kita sehingga konflik dan stres yang tidak perlu dapat berkurang. Jika
kita sedang menginginkan sesuatupun coba tanyatakan pada diri sendiri dengan
jujur.
Apakah itu kemauanku?
Apakah aku benar-benar perlu?
atau
Hanya untuk gengsi semata?
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar yang sopan yah :D, jangan menghina lho..!!