Langsung ke konten utama

Personal Journal : Pasangan Ahli Sejarah


Oleh: IKHDA SHIFA NAZILA 17/07/2020

    Tidak jarang kan kita menemui manusia yang kalau lagi marah seketika itu dia jadi ahli sejarah. Semua dosa dan kejahatan lu dimasa lalu diingetin semuanya, seolah-olah kata maaf yang dulunya terucap jadi ga ada artinya.

   Cotoh konkritnya terjadi pada kehidupan asmara. Kadang nih kalau salah satu bikin masalah, ada kecenderungan pasangan buat mengungkit kesalahan dari zaman pra sejarah (alay sih). Bahkan terkadang keluhan yang disampaikan pasangan tidak relevan dengan problem yang sekarang ini sedang dialami. Misalnya aja, pasangan kita marah karena kita lupa balas chat, bisa aja dia marahnya sampai mengungkit-ungkit kesalahan kita di masa lalu contohnya kita yang pernah telat ngejemput dia atau kadang cuek bebek sama semua keluhan hidup dia.

So, bagaimana penelitian memandang problem tersebut? Kenapa kecenderungan pasangan yang seperti itu bisa jadi toxic relationship

 Bagaimana cara mengatasinya?

Let's Go 💘💗

Penelitian Terkait Fenomena Ini
   
    Jadi nih teman-teman, pada tahun 2006 terdapat penelitian yang membahas fenomena tersebut. Dalam laporannya, para peneliti menyampaikan bahwa setidaknya ada 4 jenis penelitian dengan kesimpulan sebagai berikut : (Judul : When Slights Beget Slights: Attachment Anxiety, Subjective Time, and Intrusion of the Relational Past in the Present). Browsing Sendiri ya 

  • Pada tiga penelitian awal, semuanya menunjukkan kesimpulan bahwa seseorang yang punya rasa "takut kehilangan" cenderung mengungkit-ungkit kenangan masa lalu yang buruk. Sementara orang yang merasa aman dalam hubungannya bisa melihat keburukan masa lalu sebagai "hal yang sudah berlalu". Menurut para peneliti, individu yang takut kehilangan sangat-sangat mendambakan hubungan yang intim, sampai-sampai mereka sulit mempercayai partnernya. Mereka takut ditinggalkan. Orang-orang seperti ini cenderung lebih bemasalah dan berperilaku tidak sehat dalam sebuah hubungan.
  • Sedangkan untuk penelitian keempat, menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengungkit-ungkit masalah dimasa lalu ketika bertengkar dengan pasangannya memiliki kecenderungan berkelahi secara tidak sehat. Bahkan terlampau kasar dan selalu berpikir bahwa hubungannya gagal.
  Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa mengungkit kesalahan pasangan di masalalu bukanlah hal yang dapat dibenarkan. Hal tersebut sangatlah beresiko menyebabkan kandasnya hubungan kalian ditengah jalan. (Kesimpulannya diambil dari sudut pandang penelitian ini aja ya, coba deh cari referensi yang lain).

Kenapa Bisa Jadi Toxic Relationship?

   Selain bikin pusing karna marahnya terlalu panjang dan bertele-tele, bertengkar dengan mengungkit masalalu pasangan sampai merembet ke persoalan lain dapat menyebabkan pasangan kita kurang mampu menangkap point utama dari kesalahan yang dia buat. Contohnya aja nih ya pasangan kamu bilang begini :
"kamu tuh ya ga ngerti perasaan aku, kalau balas chat lama banget. Kamu juga dulu kalau ngejemput aku suka telat, bahkan ga bisa nyempetin waktu buat ngerayain ulang tahun aku".

    Disini nih padahal kesalahan utamanya terletak karena si pria lupa balas chat. Tapi karena si cewek bahasnya sampai yang dulu-dulu, si cowok ngerasa pusing dan bingung. Dampak buruknya, cowoknya bisa saja mengulangi kesalahan yang sama karena tidak sanggup menangkap maksud utama keluhan kamu.

   Lagi pula nih ya, yang namanya manusia itu ga ada yang suka dipojokkin. Teknik komunikasi dengan saling menyalahkan malah akan memunculkan problem "siapa yg punya power lebih besar". Dampak buruknya bisa aja nih masalah kalian ga selesai-selesai bahkan parahnya pasangan kamu bisa saja enggan melanjutkan hubungan kalian.

Jadi Bagaimana Solusinya?

    Bagi yang tau hot and cold empaty gap (kapan-kapan gue bahas deh). Ngasih tau orang pada saat kondisi psikologisnya tidak stabil, jadinya malah buang-buang tenaga dan waktu. Karena pada kondisi itu, kalimat yang keluar dari mulut kamu sampai berbusa kemungkinan besar cuman masuk telinga kanan kemudian keluar telinga kiri.👦👧

  Nah, hot and cold empaty gap ini sangat mengutamakan momen. Jadi saat kalian bertengkar, usahakan jangan saling meluapkan satu sama lain. Pergi dulu aja ke tempat yang sekiranya bisa nurunin kadar emosi kamu. Setelah emosi kalian berdua sama-sama mereda, pelan-pelan baru komunikasikan masalah kalian berdua. Berdasarkan pengalaman sih ini ngaruh banget, pasangan gue jadi lebih tau letak kesalahan dia dimana dan bisa nentuin solusi yang sekiranya enak buat kita berdua (win-win solution). Buat para cewek nih, cowok itu egonya tinggi sekali jadi misal kamu mau complain pastikan kalau dia lagi happy dan bisa diajak ngobrol serius. Selain itu, coba deh teknik nyalahin diri kamu sendiri dulu (atau posisikan diri kamu sebagai dia), baru deh ngasih tau keluhan kamu ke pasangan. Misalnya aja nih "Bih, aku emang salah udah 4 hari ga bales chat kamu, aku juga egois, kalau aku jadi kamu pasti aku juga marah. Tapi coba deh kamu ada di posisi aku, kamu tuh kalau main game lama banget, aku jadi males kalau harus nungguin km bales chat. 

Sekian artikel gue tentang asmara
Makasih ya 👀✊💖💕



Halo semuanya kembali lagi bersama saya, "author nan cantik dan mempesona siapa lagi kalau bukan Ikhda Shifa". YEEAHH. Bagi para pembaca yang pertama kali berkunjung ke Blog ini, sekali lagi saya mengucapkan ‘SELAMAT DATANG”. Semoga semua ilmu yang saya bagikan dapat bermanfaat dan membuka sudut pandang kalian tentang kehidupan.

Komentar

  1. ibarat pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga ya. wah kakak ahli romantika juga, kali kali konsul ah, hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis komentar yang sopan yah :D, jangan menghina lho..!!